Bio-Slurry

Penggunaan Bio-Slurry

Dengan kaya nutrisi dan humusnya, bio-slurry memang baik bagi tanaman. Selain itu bio-slurry juga memiliki probiotik yang mampu menyuburkan tanah. Dengan segudang nutrisi ini, bio-slurry mampu menjadi jalan keluar bagi peternak sekaligus petani yang butuh tempat untuk membuang limbah hewan ternaknya namun butuh pasokan pupuk alami.

Sebelum memulai untuk menggunakan bio-slurry, ada baiknya untuk memahami bagaimana bio-slurry ini terbentuk. Utamanya adalah bio-slurry merupakan limbah akhir atau ampas dari proses biogas yang tidak bisa lagi diambil gasnya. Karena untuk menjalankan biogas diperlukan kotoran hewan dan limbah alami yang masih fresh dan memiliki gas metana. Jadi, pada dasarnya, bio-slurry memang sudah tidak dibutuhkan lagi dalam proses pengolahan energi menggunakan biogas namun masih kaya akan nutrisi yang baik untuk tanah.

Dari hasil biogas, bio-slurry akan keluar dari pipa outlet dengan dua bentuk. Yang pertama adalah padat dan yang kedua adalah cair. Kedua jenis ini tidak memiliki perbedaan nutrisi maupun kualitas hanya saja yang membedakan adalah jumlah air dan kotorannya yang menciptakan teksturnya.

Ada dua jenis bio-slurry yang bisa digunakan untuk pupuk. Perbedaan ini membedakan cara pemakaiannya. Antara lain:

1. Padat atau bio-slurry kering

Waktu yang tepat untuk menggunakan bio-slurry adalah saat mengolah tanah pertama kali sebelum ditanam. Caranya dengan mencampur tanah dengan bio-slurry. Selain itu, pencampuran bio-slurry juga bisa dilakukan di pertengahan musim tanam. Bio-slurry padat ini akan keluar dari outlet menuju slurry pit atau tempat penampungan slurry.

Penggunaan bio-slurry padat ini bisa diaplikasikan sebagai pupuk tabur atau dicampurkan ke tanah ketika pertama kali mengolah. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan mencampurkannya di lubang mulsa.

Untuk bio-slurry padat, juga bisa digunakan sebagai campuran pakan ternak non-sapi seperti unggas dan babi. Sebagian nitrogen amonia pada bio-slurry mampu diolah biomassa bakteri yang sedang tumbuh untuk diubah menjadi asam amino. Selain itu, selama proses fermentasi bio-slurry mampu menghasilkan vitamin B12 yang baik untuk perkembangan ternak.

2. Cair atau bio-slurry basah

Bio-slurry basah selain digunakan sebagai pupuk, bisa digunakan untuk pestisida. Cara pemakaiannya pun mudah, bisa disiramkan ke bagian tanah yang ditanami secara berkala. Untuk mendapatkan bio-slurry cair perlu dicampurkan air. Rasio pencampurannya bisa 1:1 atau 1:2.

Namun, sebelum digunakan, bio-slurry cair yang baru keluar dari outlet baik untuk diendapkan terlebih dahulu selama satu minggu. Proses pengendapan ini berguna untuk menghilangkan gas-gas yang tidak dibutuhkan oleh tanaman dan tanah.