Bio-Slurry

FAQ

1. Apa itu Bio-Slurry?

Bio-slurry merupakan ampas atau limbah akhir biogas yang sudah tidak bisa lagi diambil gasnya untuk memproduksi biogas. Meskipun disebut sebagai ampas, namun bio-slurry masih memiliki banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tanah. Maka dari itu bio-slurry bisa dijadikan sebagai pupuk alami.

2. Bagaimana cara mendapatkan bio-slurry?

Untuk mendapatkan bio-slurry haruslah menggunakan biogas terlebih dahulu, mengingat bio-slurry adalah ampas atau limbah akhir dari biogas. Jadi, jika sudah menggunakan biogas maka bisa mendapatkan bio-slurry tanpa biaya tambahan.

3. Apa saja jenis bio-slurry?

Jika melihat proses terciptanya yaitu melalui fermentasi biogas, ada dua jenis bio-slurry yang tercipta. Yaitu bio-slurry padat dan cair. Perbedaan jenis ini tidak membedakan jenis nutrisi yang terkandung di dalam bio-slurry, hanya saja komposisi pencampuran antara air dan ampas.

4. Bagaimana cara menggunakan bio-slurry?

Ada dua jenis bio-slurry yang bisa digunakan untuk pupuk. Perbedaan ini membedakan cara pemakaiannya. Antara lain:

  1. Padat atau bio-slurry kering
    Waktu yang tepat untuk menggunakan bio-slurry adalah saat mengolah tanah pertama kali sebelum ditanam. Caranya dengan mencampur tanah dengan bio-slurry. Selain itu, pencampuran bio-slurry juga bisa dilakukan di pertengahan musim tanam. Untuk penggunaan bio-slurry padat lebih baik untuk mengeringkannya terlebih dahulu kurang lebih selama 40 hari dengan matahari langsung.Penggunaan bio-slurry padat ini bisa diaplikasikan sebagai pupuk tabur atau dicampurkan ke tanah ketika pertama kali mengolah. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan mencampurkannya di lubang mulsa.Untuk bio-slurry padat, juga bisa digunakan sebagai campuran pakan ternak non-sapi seperti unggas dan babi. Sebagian nitrogen amonia pada bio-slurry mampu diolah biomassa bakteri yang sedang tumbuh untuk diubah menjadi asam amino. Selain itu, selama proses fermentasi bio-slurry mampu menghasilkan vitamin B12 yang baik untuk perkembangan ternak.
  2. Cair atau bio-slurry basah
    Bio-slurry basah selain digunakan sebagai pupuk, bisa digunakan untuk pestisida. Cara pemakaiannya pun mudah, bisa disiramkan ke bagian tanah yang ditanami secara berkala. Untuk mendapatkan bio-slurry cair perlu dicampurkan air. Rasio pencampurannya bisa 1:1 atau 1:2.Namun, sebelum digunakan, bio-slurry cair yang baru keluar dari outlet baik untuk diendapkan terlebih dahulu selama satu minggu. Proses pengendapan ini berguna untuk menghilangkan gas-gas yang tidak dibutuhkan oleh tanaman dan tanah.

5. Bagaimana proses pembentukan bio-slurry?

Utamanya adalah bio-slurry merupakan limbah akhir atau ampas dari proses biogas yang tidak bisa lagi diambil gasnya. Karena untuk menjalankan biogas diperlukan kotoran hewan dan limbah organik yang masih fresh dan memiliki gas metana. Jadi pada dasarnya, bio-slurry memang sudah tidak dibutuhkan lagi dalam proses pengolahan energi menggunakan biogas namun masih kaya akan nutrisi yang baik untuk tanah.

Dari hasil biogas, bio-slurry akan keluar dari pipa outlet dengan dua bentuk. Yang pertama adalah padat dan yang kedua adalah cair. Kedua jenis ini tidak memiliki perbedaan nutrisi maupun kualitas hanya saja yang membedakan adalah jumlah air dan kotorannya yang menciptakan teksturnya.

6. Nutrisi apa saja yang dimiliki oleh bio-slurry?

Keterangan:

  • Analisa berbasis basah = analisa yang ditujukan untuk mengetahui kandungan nutrisi dalam bentuk cair.
  • Analisa berbasis kering = analisa yang ditujukan untuk mengetahui kandungan nutrisi dalam bentuk padatan.
  • C-organik = kandungan karbon (C) di dalam bahan organik.
  • C/N rasio = perbandingan antara kandungan karbon (C) organik dengan nitrogen (N) total.

Bio-slurry maupun kompos bio-slurry sebagai pupuk organik mempunyai kandungan bahan organik yang cukup tinggi yang bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah.

Tanah yang diberi bio-slurry menjadi lebih gembur serta mudah mengikat nutrisi dan air serta. Bio-slurry juga meningkatkan populasi dan aktivitas mikro organisme tanah. Kandungan rata-rata nitrogen bio-slurry dalam bentuk cair (basah) lebih tinggi dibandingkan dalam bentuk padat (kering). Perbandingan antar nutrisi pada bio-slurry menunjukkan kandungan nitrogen cenderung lebih tinggi dibandingkan fosfor dan kalium, kecuali pada bio-slurry babi dalam bentuk padat (kering).

Kandungan lainnya

Dari proses fermentasi biogas hingga menghasilkan bio-slurry, mampu menghasilkan beberapa nutrisi yang dibutuh hewan ternak hingga tanah dan tanaman. Antara lain terdiri dari nutrisi makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro terdiri dari Nitrogen (N), Phosphor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Sedangkan nutrisi terdiri dari Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

7. Manfaat apa yang didapat jika menggunakan bio-slurry?

  1. Mampu memperbaiki struktur tanah yang telah rusak
    Penggunaan pupuk kimia akan selalu memberikan dampak buruk kepada tanah. Meskipun mampu memberikan kuantitas dan menjaga tanaman dari hama, namun dengan penggunaan yang terus menerus akan merusak bahkan menghilangkan nutrisi tanah.Dengan kandungan nutrisi yang dimiliki bio-slurry mampu memperbaiki struktur tanah yang telah rusak. Ditambah lagi dengan proses pengolahan bio-slurry yang organik, tidak akan meninggalkan efek buruk terhadap tanaman maupun tanah.
  2. Mampu menjadi pestisida alami
    Tanaman memerlukan pestisida agar bisa terhindar dari hama. Jenis pestisida pun beragam ada yang alami maupun kimia. Tentu saja, jika menggunakan pestisida kimia akan memberikan dampak buruk terhadap tanah maupun tanaman. Apalagi dalam kurun waktu yang lama.Selain sebagai pupuk organik, bio-slurry mampu digunakan sebagai pestisida alami. Sama seperti penggunaan sebagai pupuk, penggunaan sebagai pestisida juga tidak akan meninggalkan dampak buruk.
  3. Sebagai nutrisi tambahan pakan ternak
    Selain penggunaan yang kaya manfaat sebagai pupuk dan pestisida, bio-slurry juga mampu digunakan sebagai nutrisi tambahan pakan ternak. Nitrogen amonia yang terkandung di dalam bio-slurry karena hasil fermentasi biogas, mampu tercerna menjadi asam amino dan vitamin B12 yang baik bagi perkembangan hewan ternak non sapi seperti unggas dan babi.
  4. Menghemat biaya perawatan tanaman dan ternak
    Bagi pengguna biogas, untuk mendapatkan bio-slurry yang penuh manfaat ini tidak perlu lagi mengeluarkan biaya. Bisa dibayangkan, berapa banyak pemangkasan biaya untuk pupuk dan nutrisi tambahan karena mampu mendapatkannya secara gratis dan mandiri. Namun dampak produksi yang dihasilkan justru memuaskan.
  5. Turut mengurangi permasalahan limbah rumah tangga.
    Karena biogas termasuk teknologi penghasil energi yang menghasilkan ampas, maka dari itu jika ingin menjadikan biogas sebagai teknologi terbarukan berkelanjutan maka penting untuk memikirkan bagaimana mengolah limbah yang dihasilkan. Dengan menggunakan bio-slurry sebagai pupuk.

8. Apa tanaman yang cocok untuk menggunakan bio-slurry?

Bio-slurry adalah pupuk alami hasil fermentasi limbah organik sehingga cocok dipakai untuk seluruh jenis tanaman, seperti hortikultura.

9. Bagaimana cara merawat bio-slurry?

Bio-slurry tidak perlu proses perawatan yang rumit. Karena semua proses telah berjalan di dalam reaktor biogas dan keluar dengan keadaan yang siap dipakai.

Ketika berada di dalam reaktor, seluruh bahan baku biogas berupa kotoran dan limbah organik telah diolah hingga menghasilkan gas metana untuk menghasilkan biogas. Setelah kotoran dan limbah organik tidak lagi memiliki gas, maka seluruh bahan baku akan keluar melalui outlet slurry menuju slurry pit atau tempat penampungan slurry.

Dari slurry pit ini lah slurry yang bisa digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk. Kotoran dan limbah organik yang sudah masuk ke slurry pit ini tidak lagi mengandung bau karena seluruh gas sudah diolah menjadi biogas. Biasanya pengguna membuat penutup di atas slurry pit agar tidak terkena sinar matahari langsung.