PROGRAM BIRU

Program Biogas Rumah (BIRU) adalah sebuah program multi pihak yang diinisiasi oleh HIVOS bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2009 dan kemudian diimplementasikan oleh Yayasan Rumah Energi pada tahun 2012. Program BIRU merupakan program yang bertujuan mendiseminasi program energi terbarukan melalui pemanfaatan biogas sebagai sumber energi bersih memasak dan pemanfaatan bio-slurry (ampas biogas) sebagai pupuk alami.

Dalam penerapannya, Program BIRU memiliki dua jenis produk teknologi biogas yaitu teknologi kubah beton (Fixed-Dome) dan BIOMIRU (Biogas Mini Rumahan). Saat ini, fixed-dome mengacu pada standar SNI. 7826 : 2012 yang mengatur tentang tata cara pembangunan reaktor kubah tetap dari beton, sedangkan untuk instalasi jaringan biogas mengacu pada SNI. 7927 : 2013.

“Sebagai peternak unggas yang memakai biogas, manfaat yang dirasakan tak hanya kandang menjadi lebih bersih, tetapi juga mendapatkan lemna sebagai pakan unggas yang dihasilkan dari bio-slurry.”

Ibu Karsinah, Sleman, Jawa Tengah

Peta Sebaran Program BIRU
Sejak dimulai pada Mei 2009 hingga Desember 2019, tercatat bahwa programBIRU  telah membangun 24.769 reaktor biogas di 12 provinsi di Indonesia, yaitu Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Sumba). Pengembangan program BIRU masih berjalan hingga saat ini, dengan melibatkan multi pihak.

Para Pengguna Program BIRU
Program BIRU ditujukan untuk menjadi solusi bagi pemenuhan sumber energi bersih memasak sehari-hari rumah tangga. Dengan berbahan bakar utama kotoran ternak hingga limbah dapur organik, biogas rumah ini mampu membantu memenuhi kebutuhan sumber energi rumah tangga sehari-hari mulai dari listrik, pupuk alami, hingga gas untuk memasak. Sehingga program BIRU ini cocok untuk para petani, peternak, dan juga kelompok urban yang melakukan pemilahan sampah dari rumah.

Kehebatan Program BIRU
Setiap tahunnya program BIRU melakukan Biogas User Survey dalam mengukur tingkat kepuasan dan manfaat program dari sudut pandang beneficiaries atau penerima manfaat. Berdasarkan Biogas User Survey 2019 tercatat bahwa manfaat BIRU yang dirasakan adalah:

  1. Solusi Permasalahan Olahan Limbah Ternak dan Dapur
    Karena bahan baku utama biogas adalah limbah dapur organik dan kotoran ternak, maka program BIRU berkontribusi dalam mengatasi permasalahan limbah.
  2. Mengurangi Gas Emisi
    Biogas merupakan sumber energi terbarukan alternatif bahan bakar fosil tradisional, seperti LPG, minyak tanah ataupun kayu bakar. Pemanfaatan biogas dapat mengurangi peningkatan gas rumah kaca yang disebabkan oleh pelepasan gas emisi. Terhitung per reaktor biogas dapat mengurangi gas emisi karbon sebesar 273,669 ton CO2e per tahunnya.
  3. Hemat Pengeluaran dan Tenaga
    Teknologi biogas mampu menekan biaya sehari-hari khususnya dalam penyediaan bahan bakar energi utama sehari-hari karena bahan baku biogas yang sudah dimiliki oleh pengguna. Selain hemat biaya, pengguna mampu menghemat waktu yang biasanya untuk mencari kayu bakar menjadi tambahan untuk melakukan pekerjaan rumah sebesar 1,1 jam per hari.
  4. Mampu Mengurangi Angka Kemiskinan dan Peningkatan Daya Hidup Masyarakat
    Dengan program BIRU, mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk membangun infrastruktur biogas dengan dipandu oleh tenaga terlatih. Selain itu, diseminasi pengetahuan terhadap teknologi terbarukan juga menjadi keuntungan bagi warga setempat.
  5. Mengurangi Resiko Kesehatan
    Teknologi biogas yang bebas asap, mampu mengurangi resiko kesehatan pengguna. Menurut hasil survey pengguna yang dilakukan oleh YRE, biogas mampu mengurangi resiko kesehatan, antara lain iritasi mata 33%, infeksi mata 24%, dan batuk 21%.
  6. Menambah Pemasukan bagi Pengguna
    Dari penggunaan biogas akan menghasilkan bio-slurry atau ampas biogas yang bisa digunakan sebagai pupuk tanaman. Bio-slurry ini mampu dikomodifikasi dan menjadi peluang usaha bagi masyarakat pengguna biogas. Dari penjualan bio-slurry, pengguna mampu menambah pemasukan sebesar Rp 330.000,00 per bulan.

Pengarusutamaan Gender

Pelaksana utama program, Yayasan Rumah Energi (YRE), mendorong emansipasi dan pemberdayaan perempuan untuk mencapai kesetaraan gender di semua tingkat masyarakat, dengan menjamin akses dan kontrol atas sumber daya dan manfaat material yang mengarah pada peningkatan posisi materi perempuan serta kontrol atas sumber dan manfaat non-material seperti partisipasi dalam pelatihan, yang mendorong peningkatan kapasitas, ekspresi dan harga diri perempuan.

YRE menjamin keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan dengan memastikan bahwa kesepakatan pembangunan reaktor BIRU ditandatangani oleh kedua pasangan, memberikan akses yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk mengikuti pelatihan konstruksi bersertifikat (target 10% tukang adalah perempuan), pengelolaan bio-slurry, dan pelatihan penggunaan dan pemeliharaan bagi pengguna BIRU, serta memberi akses terhadap pendanaan skala mikro dan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan biogas/ bio-slurry.

Pembiayaan Program BIRU
Saat ini, Yayasan Rumah Energi (YRE) memiliki skema pembiayaan campuran (blended finance) dengan multi pihak berkepentingan untuk pembiayaan pembangunan reaktor biogas. Skema pembiayaan ini akan memudahkan mitra pengguna karena telah bekerja sama dengan 55 koperasi dan credit union yang tersebar di wilayah implementasi program BIRU. YRE dan Hivos telah bekerja sama dengan sektor swasta (sektor susu, seperti Nestle dan koperasi pengolahan susu), sektor perbankan (BNI dan Rabobank Foundation) dan organisasi keuangan (Kiva) untuk memberikan akses pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan.