Reaktor Biogas Rumah Terbangun Tembus 14.713 Unit

KOMPAS.com, JAKARTA – Program biogas rumah (BIRU) yang diinisiasi sejak 2009, mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga akhir 2014, program BIRU sudah tersebar di sembilan provinsi dengan jumlah reaktor biogas terbangun sebanyak total 14.173 unit.

Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah reaktor BIRU terbanyak yakni 6.937 unit. Menyusul Nusa Tenggara Barat dengan 2.923 unit, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 1.612 unit, Jawa Barat 1.283 unit, Bali 803 unit, Sulawesi Selatan 279 unit, Lampung 134 unit, dan Sumba, Nusa Tenggara Timur sebanyak 202 reaktor.

Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi, Lina Meutia Moeis, hingga 3 Februari 2015, terdapat lebih dari 70.000 orang yang mendapatkan manfaat dari 14.173 reaktor BIRU.

“Mereka termasuk keluarga para peternak, petani, dan lain sebagainya. Manfaat yang mereka dapatkan tidak perlu lagi membeli gas elpiji untuk memasak atau untuk kegiatan lainnya. Mereka bisa mendapatkan sumber energi murah dari biogas rumah,” tutur Lina dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jumat (6/2/2015).

Manfaat Biogas

Selain manfaat energi murah, dari hasil survei pada 2013, para pengguna BIRU mengatakan lingkungan rumah mereka menjadi lebih sehat. Menurut mereka, asap di dapur jadi lebih sedikit (79 persen), dapur lebih bersih (72 persen), dan kandang ternak pun lebih bersih (69 persen).

Manfaat biogas rumah lainnya adalah ampasnya (bio-slurry) berpotensi mengurangi karbon antara 2-7 ton CO2e per hektar per tahun. Ini didukung oleh laporan awal Soil and More International dalam studi kelayakan peran ampas biogas dalam mendukung Climate Smart Agriculture di Indonesia.

Bio-slurry, baik cair maupun padat, adalah pupuk organik yang sangat baik untuk menyuburkan lahan dan meningkatkan produksi tanaman budi daya. Beberapa pengguna BIRU bahkan menjadikan ampas biogas ini sebagai bahan campuran untuk pupuk vermikompos, pupuk bokashi, media budi daya jamur, pupuk kolam serta pakan ikan dan belut, dengan hasil yang memuaskan.

BIRU merupakan program bersama antara Hivos, SNV, dan Yayasan Rumah Energi, di bawah koordiansi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (DJEBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Kerjasama tersebut dibentuk untuk mendorong pemerintah daerah yang potensial dalam pengembangan BIRU di wilayah masing-masing. Program yang sejatinya diinisiasi pada 2009 oleh Kedutaan Besar Kerajaan Belanda ini, menggandeng lembaga-lembaga lokal sebagai mitra untuk membangun dan mempromosikan bentuk energi terbarukan yang modern dan lestari bagi masyarakat Indonesia.

Dengan dukungan dari Kedutaan Besar Norwegia dan program EnDev (Energizing Development), tahun ini, program BIRU akan diperluas dengan penambahan wilayah kerja minimal empat provinsi.

6 Februari 2015