Di Indonesia, Gas Kotoran Manusia Bisa untuk Memasak

Jakarta, CNN Indonesia — Pengembangan biometana untuk bahan bakar sebetulnya sudah digarap juga di Indonesia. Masyarakat di Gunung Kidul, Jawa Tengah, sampai ke Maros, Sulawesi Selatan sudah menikmati ‘berkah’ dari kotoran itu.

Di Kabupaten Gunung Kidul, Jawa Tengah, pengolahan kotoran manusia menjadi biogas dilakukan di sebuah pondok pesantren bernama Darul Quran.

Mereka memanfaatkan biogas ini untuk segala keperluan dan bisa menghemat pengeluaran bahan bakar sampai Rp 2,5 juta per bulan.

Adapun di Maros, pengembangan biogas digarap oleh Yayasan Rumah Energi yang bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Norwegia.

Seperti dikutip dari website biru.or.id, yayasan itu menggelar Program Biru berupa reaktor biogas yang dapat mengolah kotoran dan sampah dari manusia menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga.

Bagaimana biogas dihasilkan?

Intinya adalah sebuah reaktor, tempat menampung kotoran manusia dan mengubahnya jadi gas. Kotoran dan air mengalir ke sebuah kubah tempat kotoran ‘dicerna’ dan menghasilkan gas yang kemudian ditampung dalam sebuah penampungan.

Dari penampungan, gas mengalir ke arah dapur untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan sehari-hari.

Kotoran yang sudah terfermentasi sendiri dialirkan keluar kubah menuju penampungan tersendiri. Ampas ini dinamai bio-slurry.

Bio-slurry itu berwujud padat, berwarna coklat terang atau hijau dan cenderung gelap, sedikit atau tidak mengeluarkan gelembung gas, tidak berbau dan tidak mengundang serangga. Ampas ini ternyata bisa dipakai sebagai pupuk organik yang baik untuk meningkatkan produksi tanaman budidaya.

(ded/ded)

(Sumber: http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141128151509-199-14547/di-indonesia-gas-kotoran-manusia-bisa-untuk-memasak/)

28 November 2014