Kotoran Sapi di Balocci Dipermak Jadi Biogas

Tribun, Maros – Pemerintah Negara Belanda melalui Yayasan Biogas Rumah (BIRU) membantu sejumlah petani di Dusun Balocci, Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, untuk mengelola kotoran sapi menjadi produk biogas.

Biogas dapat difungsikan sebagai bahan bakar minyak (BBM) berupa gas untuk dipakai memasak kebutuhan makanan sehari-hari. sedikitnya ada 16 rumah tangga di dusun itu yang telah memasak menggunakan biogas yang bahan baku berasal dari pengolahan kotoran sapi.

Koordinator Yayasan BIRU Sul-sel, Sitti Farida mengatakan daerah pedesaan di Sulsel sangat sulit terjangkau fasilitas LPG yang sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar hemat energi untuk memasak. Sementara bahan bakar minyak tanah, harganya cukup mahal.

Menurutnya, mengkonversi kotoran ternak menjadi biogas mengandung manfaat dari sisi lingkungan hidup dan biaya bagi petani. Hal itu adalah sumber daya yang tidak terbatas dan reaktor untuk biogas adalah konsep yang sederhana.

“Kotoran sapi bisa digunakan untuk menjadi energi alternatif dan membantu ibu rumah tangga untuk memasak tanpa harus membuang biaya untuk membeli gas,” jelasnya di acara peluncuran program tersebut di Dusun Balocci, kemarin.

Dia berharap teknologi biogas yang memanfaatkan bahan baku dari kotoran ternak tersebut bisa diterapkan di daerah pedesaan lainnya. “Kebetulan di Maros ternak sapi lebih mendominasi makanya dikembangkan kotoran sapi biogas,” ujarnya.

Sementara Program Manager Indonesia Domestic Biogas Program Robert De Groot mangaku, program itu telah dilakukan di Indonesia sejak 2009 lalu. Di Indonesia sudah ada sembilan provinsi yang menjadi lokasi penerapan program tersebut. Sedangkan di Sulsel baru dimulai sejak dua tahun lalu. (mut)

12 November 2013