Bupati Tabanan Resmikan Biogas Rumah

Pada Selasa, 10 Mei 2011 Bupati Tabanan, Ibu Ni Putu Eka Wiryastuti meresmikan Program Biogas Rumah (BIRU) dan Rumah Kompos di Dusun Angkah Pondok, sekitar 15 kilometer dari kota Tabanan.

”Mimpi saya adalah menjadikan Desa Angkah menjadi Desa Mandiri Energi yang pertama kalinya di Indonesia. Saya tidak mau ini hanya menjadi mimpi saya sendiri, melainkan mimpi kita bersama!” ungkap Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya pada acara peresmian tersebut.

Sejak Desember 2010, melalui program kerjasama antara Pemerintah Indonesia – Belanda, warga Angkah bersinergi dengan Yayasan Bali Organic Association (BOA) dan Hivos – BIRU (Biogas Rumah) mengembangkan model biogas yang menggunakan fixed dome (kubah beton).

Model ini, selain mampu memproduksi gas dari kotoran hewan untuk keperluan memasak juga menghasilkan pupuk organik yang merupakan sisa olahan dari reaktor itu sendiri.

”Saat ini, segala yang organik harganya mahal. Namun dengan program ini masyarakat sangat diuntungkan karena gas sudah tidak bayar lagi dan juga pupuk sudah tidak beli lagi” tambah Ibu Bupati.

Antusiasme masyarakat untuk menggunakan reaktor biogas model BIRU semakin meningkat. Ini terbukti hingga saat ini, telah terbangun sebanyak 85 unit reaktor biogas yang tersebar di Buleleng, Tabanan, Gianyar, Badung, Bangli, dan Klungkung. Sebanyak 73 unit sudah dipergunakan untuk keperluan memasak sehari-hari dan selebihnya masih dalam tahap pengerjaan.

Program ini juga bertujuan membentuk kemandirian masyarakat dengan mengangkat potensi lokal yang ada. Tukang lokal diberikan pelatihan tukang. Masyarakat pengguna biogas juga diberikan pelatihan perawatan reaktor dan peralatan biogas.� Subsidi dan garansi diberikan, serta pembinaan dan dampingan paska konstruksi. Teknisi juga berasal dari lokal Bali sehingga layanan bisa segera didapat oleh para pengguna.

I Gede Suarja, Koordinator BIRU Wilayah Lombok dan Bali mengatakan Indonesia, termasuk Bali sebenarnya memiliki potensi sumber energi biogas, sebagai energi terbarukan, sangat besar. Sebagian besar keluarga petani memelihara hewan ternak, seperti sapi, ayam, maupun babi yang menghasilkan kotoran sebagai sumber energi biogas. Sebagai ilustrasi, keluarga petani di Bali rata-rata memiliki 2-3 ekor sapi dan 4-5 ekor babi, cukup untuk menghasilkan kotoran yang dibutuhkan untuk biogas.
Namun, menurut Suarja, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, meski harga bahan bakar minyak terus naik akibat ketergantungan tinggi pada bahan bakar minyak. “BIRU bisa menjadi salah satu solusi tepat untuk menjawab kebutuhan energi alternatif bagi rumah tangga di Indonesia, khususnya Bali,” katanya.

Untuk wilayah Bali, Suarja menambahkan, program BIRU menargetkan membangun reaktor biogas rumah ini sebanyak 500 – 600 unit hingga tahun 2012. “Program ini sesuai dengan misi Bali menuju provinsi clean and green dan Bali pulau organik,” tambahnya.

”Kami akan membantu penyediaan dana bergulir yang akan disalurkan kepada kelompok-kelompok tani ataupun ternak sehingga setiap peternak yang berminat menjadi mampu membangun biogas model BIRU ini,” ujar Ibu Bupati menegaskan dukungan beliau untuk pengembangan biogas di Kabupaten Tabanan menuju Tabanan yang SERASI – Sejahtera, Aman, dan Berprestasi!

10 Mei 2011