Agar Masyarakat Tetap Percaya

Pak Sabri, warga desa Bagek Payung, Lombok Timur, menunggu dengan perasaan harap-harap cemas. Ini hari keempat sejak proses pengisian pertama reaktor biogas yang dibangunnya selesai dilakukan. Mestinya, kalau semua berjalan lancar, hari ini dia mulai dapat menggunakan kompor berbahan bakar biogas kotoran sapi untuk memasak dan keperluan lainnya.

Bagi Pak Sabri, keputusan membangunan reaktor menimbulkan konsekuensi cukup berat, mengingat jumlah uang yang harus dikeluarkannya cukup besar untuk ukuran kantong petani kecil. Belum lagi tenaga dan waktu yang tersita karenanya. Karena itu harapannya sungguh besar reaktornya berfungsi dengan baik. Waktu yang dinanti-nantikan sebagai momen yang membanggakan tak terwujud. Reaktor biogas miliknya ternyata tidak berfungsi, meninggalkan kekecewaan yang cukup mendalam.

YM3S, mitra BIRU dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembangunan reaktor milik pak Sabri segera melakukan penelitian guna mengetahui penyebab tidak berfungsinya reaktor tersebut. Setelah melalui pemeriksaan panjang dan teliti—pemeriksaan pipa dan sambungannya, katup gas dan kubah—ditemukan bahwa reaktor tersebut mengalami kebocoran pada kubahnya.

Satu—satunya jalan untuk memperbaiki reaktor tersebut adalah dengan menambal kebocoran dari dalam reaktor. Artinya kotoran sapi dalam reaktor harus dikuras. Sebuah pekerjaan berat menunggu.

Berkomitmen untuk menjaga citra program serta kredibilitas lembaga di mata masyarakat, YM3S melakukan perbaikan dengan bersungguh-sungguh. Dalam waktu empat hari, reaktor dibersihkan dari kotoran dan kubah diperbaiki dari dalam oleh tukang yang berpengalaman..

Hasilnya tidak mengecewakan. Pada hari ke-empat pasca pengisian ulang kotoran sapi, reaktor pak Sabri –pun berfungsi dengan baik. “Saya senang, sekarang reaktor saya sudah bisa digunakan. Ternyata janji YM3S dan program BIRU untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terbukti, dengan diperbaikinya reaktor saya yang bocor, terimakasih,” ujar pak Sabri dengan raut muka gembira.

(MAI/BPO Lombok)

9 Februari 2011