BIRU di Bali – Geliat yang Mulai Terlihat

Pak Tamtam, pemilik demplot BIRU, Bali.

Menyusuri jalan utama Banjar Penyabangan, Gianyar, Bali, sejumlah instalasi reaktor biogas rumah (BIRU) tampak berbaris di kiri kanan jalan. Pemandangan baru yang lahir setelah sebagian besar masyarakat Banjar Penyabangan memilih BIRU sebagai sumber energi baru terbarukan bagi kebutuhan sehari-hari khususnya untuk memasak.

Program BIRU di Bali dimulai dengan survei pasar yang dilakukan di tiga kabupaten yaitu Tabanan, Badung, dan Bangli, pada April 2010. Hasil survei menunjukkan potensi pembangunan reaktor biogas yang menjanjikan di Bali hingga mencapai 1.500 unit. Langkah pertama dimulai dengan melibatkan lembaga lokal yang sudah lama bergelut dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang pertanian organik dan pembinaan terhadap kelompok-kelompok ternak/tani di Bali untuk menjadi mitra kerja pembangun (CPO).

Salah satu organisasi pertama yang menjadi mitra BIRU adalah Yayasan BOA (Bali Organic Association) yang mempunyai kegiatan pemdampingan di beberapa wilayah pedesaan di seluruh Bali. Kecamatan Payangan, Gianyarpun dipilih sebagai� titik awal sasaran khususnya di Banjar Selat, Buahan Kaja dan Banjar Penyabangan, Desa Kertha. Wilayah ini dipilih tidak hanya karena potensi peternakan babi dan sapi yang cukup tinggi, namun karena wilayah ini merupakan daerah hulu yang perlu dijaga lingkungannya secara baik dari pencemaran kotoran hewan babi maupun ternak sapi. Pelatihan bagi para tukang dan tenaga pengawas lalu digelar, menghasilkan 15 orang tukang dan 2 supervisor terlatih dan satu unit percontohan (demplot) biogas model BIRU� menggunakan kohe babi, di Banjar Selat, Desa Buahan Kaja.

Geliat yang Mulai Terlihat

Unit percontohan yang bekerja dengan sempurna rupanya menjadi daya tarik tersendiri. Hari demi hari semakin banyak orang dari desa dan luar desa bahkan luar kabupaten yang mengunjungi unit percontohan di rumah kediaman Bapak Ketut Sunarka untuk melihat hasil pengolahan kohe babi dan membuktikan secara langsung kualitas api BIRU. Banyak diantaranya yang terpikat dan berniat membangunnya di rumah mereka, termasuk masyarakat desa tetangga, Desa Kertha. Kini, jika melintas jalan utama sepanjang Desa Kertha, akan terlihat deretan reaktor BIRU milik beberapa keluarga yang berlokasi di pinggir jalan.

Hingga kini, lebih dari 30 unit reaktor BIRU telah dibangun dan berfungsi di wilayah Banjar Penyabangan, Desa Kertha dan di luar wilayah Kabupaten Gianyar.

Program BIRU kini mulai menginjak bulan kelima dan merambah ke lima kabupaten di Bali, yaitu Buleleng, Tabanan, Gianyar, Bangli, dan Klungkung. Di tahun ini, BIRU menargetkan untuk membangun 320 unit di Bali. Seiring dengan berkembangnya sebaran wilayah kerja, mitra kerja pembangun yang bekerjasama dengan BIRUpun bertambah. Selain Yayasan BOA, kini Yayasan IDEP Selaras Alam, dan Yayasan Manikaya Kauci juga bergabung menjadi mitra pembangun BIRU.

(Ming/BPO-Bali)

4 Februari 2011