Desember, BIRU Targetkan Bangun 50 Unit Biogas di Lombok

Satu lagi alternatif bahan bakar hadir di Nusa Tenggara Barat (NTB) Program BIRU (Biogas Rumah) yang baru mulai berjalan Juli lalu menargetkan hingga Desember mendatang mampu membangun sekitar 50 unit biogas di Pulau Lombok. “Kami juga menargetkan yang sama untuk wilayah Bali,” kata Koordinator Provinsi Lombok-Bali BIRU I Gde Suarja dalam workshop koordinasi dan implementasi program biru di Hotel Lombok Garden, Mataram, akhir September lalu.

Diungkapkan dalam pengembangan program BIRU, pihaknya tidak langsung bekerjasama dengan masyarakat, tapi dengan menggandeng mitra lokal yakni Pusat Studi Pembangunan NTB. Saat ini wilayah market mereka masih difokuskan di Lombok Tengah dengan membangun demplot reaktor biogas di desa Gapura, Pujut, Lombok Tengah dan Lombok Barat di desa Banyu Urip, Gerung. Diungkapkan, jika potensi pengembangan biogas di kawasan Lombok sangat besar dikarenakan populasi ternak khususnya sapi dan babi yang kotorannya menjadi bahan bakar utama cukup tinggi. Melalui pembangunan dan berfungsinya reaktor-reaktor tersebut diyakini telah memberikan pemahaman dan pandangan baru bagi warga sekitar mengenai pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi murah dan murah.

“Pemanfaatan kotoran hewan sebagai biogas tidak hanya bertujuan menyediakan energi alternatif yang berkelanjutan tetapi juga sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan,” ujar Suardja.Ditambahkan Manajer Program BIRU Robert de Groot, secara nasional pihaknya menargetkan mampu membangun 8.000 unit biogas bagi peternak di 6-8 provinsi sampai akhir tahun 2012. Program tersebut dijalankan dengan pendekatan multipihak untuk memungkinkan sektor swasta membangun digester dengan kualitas tinggi dan biaya relatif murah. Sekaligus memperkenalkan teknologi biogas yang benar kepada pengguna.

“Para pengguna biogas akan kami berikan buku petunjuk dan mendapatkan garansi selama tiga tahun,” ujar Robert. Selain itu mereka juga akan memberikan pelatihan bagi 200 pekerja konstruksi khususnya biogas. Pasalnya salah satu bentuk kerjasama multipihak adalah penyediaan tenaga pembangunan yang berkualitas untuk untuk mendukung pembangunan BIRU.

Program ini juga menetapkan standar kualitas atas beberapa peralatan yang harus ditaati dalam pembangunan biogas dan alat ukur gas. Sebagai bentuk dukungan terhadap program BIRU dikesempatan tersebut hadir Kepala Dinas ESDM Propinsi NTB dan Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi Kementerian ESDM RI Maryam Aryuni. Selepas Workshop para peserta juga diajak mengunjungi penggunaan Biogas di dusun Gapura. (mia/bpo-lombok)

1 Oktober 2010