Memasak jadi Lebih Mudah dan Murah

Inaq Nia sebelumnya tidak pernah membayangkan bahwa kotoran sapi yang menumpuk di kandang sapi milik kelompok dekat rumahnya bisa bermanfaat, bahkan menghasilkan api yang bisa digunakan untuk memasak. `Dulu saya tidak percaya kotoran sapi bisa menghasilkan api dan dapat dipakai untuk memasak, tapi setelah melihat sendiri buktinya saya jadi percaya.` Begitulah komentar Inaq Nia, penduduk desa Gapura, kecamatan Pujut, kabupaten Lombok Tengah, setelah melihat api menyala dari kompor berbahan bakar biogas kotoran sapi.

Memang bagi sebagian besar warga desa Gapura, teknologi pemanfaatan kotoran hewan (kohe) menjadi bahan bakar gas adalah hal baru. Itulah sebabnya keberhasilan digester biogas milik kelompok tani Sejahtera berhasil menyita perhatian banyak pihak. Dalam waktu singkat reaktor biogas milik kelompok peternak tersebut telah menarik banyak warga untuk berkunjung. Tidak hanya warga sekitar, tamu lainpun terus berdatangan, bahkan dari desa tetangga. Beragam Komentar bermunculan, baik yang senada dengan inaq Nia atau komentar tentang mudahnya memasak dengan biogas. `Tinggal menyalakan kompor gas, gampang sekali, masak apapun cepat matang.` kata Jamal, ketua kelompok peternak tersebut.

Saat ini sebagian besar warga desa Gapura masih memanfaatkan kayu bakar untuk memasak. Setelah melihat biogas, warga pun mulai membandingkan aspek ekonomis pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi untuk memasak dengan kayu bakar dan minyak tanah.�

`Kami biasanya membeli kayu dalam bentuk pohon. Dalam kurun waktu 5 bulan, sejak awal musim tanam sampai tiba musim panen (kurang lebih 5-6 bulan) kami membutuhkan 2 atau 3 pohon dengan harga sekitar Rp. 200.000 per pohon. Cukup banyak uang yang kami butuhkan untuk membeli kayu bakar. Sementara, kami sudah tidak sanggup membeli minyak tanah terlalu sering.` kata Jamal.

Nah, bila kelak setiap rumah tangga yang memilki sapi telah membangun digester biogas, maka ibu-ibu di desa Gapura pun tak perlu lagi tergantung pada kayu bakar. Memasak menjadi lebih mudah, napas tidak lagi sesak dan mata tak lagi berair karena kepungan asap. Tinggal mencampur kotoran sapi dengan air ke reaktor, maka api untuk memasak sudah tersedia. Mudah dan murah. (mai/bpo lbk)

14 September 2010