Dengan sekitar 43% atau 92.9 juta penduduk di Indonesia yang terjun dalam pertanian (FAO, 2005), seperempat dari luas tanah masih diolah dan jumlah kelompok tani ternak tampaknya bertambah dari 37.000 menjadi 54.600 kelompok antara 1993 dan 1997. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berpotensi baik dalam jangka panjang untuk pengembangkan sektor biogas rumah yang berkelanjutan secara nasional. Sektor pertanian Indonesia menunjukkan peningkatan substansial sebanyak 56% dan jumlah rumah tangga ternak meningkat 20% dari 3,74 juta menjadi 4,49 juta antara 1983 dan 1993. (Bank Dunia, 2002).
Berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan sebelum inisiasi program, Pulau Jawa, Provinsi Sumatera Barat dan Bali menjadi fokus awal program BIRU karena populasi ternak di lokasi-lokasi ini tinggi dengan sebagian besar hewan ternak dikandangkan. Meski demikian, keputusan ini tidak hanya mempertimbangkan potensi pasar teknis semata, namun juga keberadaan dari kemampuan pelaksana untuk segera mengikutsertakan diri dalam beberapa fungsi primer dari program nasional: konstruksi dan servis pasca penjualan serta pemberian kredit. Pemilihan provinsi-provinsi target biasanya diawali dengan pelaksanaan studi pasar.
Pada saat ini, BIRU beroperasi di sepuluh provinsi di Indonesia: Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Sumba)