Aplikasi bio-slurry: Mengubah limbah menjadi berkah!
Bio-slurry yang dikeluarkan dari reaktor masih menyimpan semua nutrien yang ada pada kotoran hewan (kohe) segar. Hal ini menjadikan bio-slurry pupuk organik yang sangat baik. Pemanfaatan yang benar telah terbukti dapat meningkatkan hasil panen yang lebih banyak dibanding pupuk kandang biasa. Pemanfaatan bio-slurry juga menjadi solusi yang layak untuk mengatasi terkurasnya nutrien di tanah pertanian yang berada di negara-negara berkembang. Nilai nutrisi slurry dapat sangat ditingkatkan jika urine hewan juga bisa dimasukkan ke dalam reaktor. Sayang, kondisi kandang di Indonesia seringkali tak memungkinkan hal ini. Slurry dapat meningkatkan nilai produksi pertanian dan hortikultura, serta dapat meningkatkan produktivitas peternakan ikan. Pemasangan unit biogas juga mengurangi kebutuhan akan kayu bakar dan memperlambat proses penggundulan hutan.
BIRU menyarankan aplikasi bio-slurry sebagai pupuk kandang yang dapat melengkapi siklus nutrien serta meredam degradasi tanah dan erosi. Selain itu, ini adalah proses yang netral karbon, sehingga berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca secara global. Penggunaan bio-slurry adalah langkah selanjutnya dalam mengubah limbah menjadi berkah.
Apakah bio-slurry itu?
Campuran kohe dan air yang dimasukkan ke dalam reaktor biogas dalam bentuk setengah cair disebut “slurry mentah.” Slurry mentah ini akan menjalani proses pengolahan anaerobik atau fermentasi dalam reaktor biogas, dan berubah menjadi gas yang dapat terbakar, bernama “biogas.” Ampas dari proses fermentasi akan keluar sebagai lumpur yang disebut “ampas bio-slurry” atau “bio-slurry.”
Komposisi bio-slurry
Komposisi bio-slurry tergantung dari kohe dan jumlah air yang dicampurkan. Jika kohe dan air dicampurkan dalam jumlah yang sama, komposisi slurry setelah fermentasi tercatat sebagai: air 93% dan zat kering 7%. Kandungan NPK (nitrogen-fosfor-kalium, nutrien yang sangat dibutuhkan oleh tanaman) di slurry cair adalah 0,25% (N), 0,13% (P), dan 0,12% (K).
Ciri-ciri ampas bio-slurry
- Ampas bio-slurry yang terfermentasi secara penuh tidak memiliki bau dan tidak menarik lalat atau serangga di udara terbuka.
- Bio-slurry mengusir rayap, tetapi kohe mentah justru menarik rayap yang bisa merusak tanaman.
- Bio-slurry menekan pertumbuhan gulma. Penelitian menunjukkan bahwa gulma berkurang 50% setelah pemakaian bio-slurry.
- Bio-slurry adalah pengondisi tanah yang baik. Bio-slurry menambahkan humus dan mendukung aktivitas mikrobiologi tanah, sehingga meningkatkan daya ikat air tanah.
- Bio-slurry bebas patogen. Fermentasi kohe di reaktor biogas akan membunuh organisme yang menyebabkan penyakit pada tanaman.
Penggunaan bio-slurry secara tepat
- Seluruh nutrisi penting bagi tanaman, seperti NPK, akan dipertahankan selama proses fermentasi berlangsung sehingga tanaman dapat langsung menyerap nutrisi ini seperti pada pupuk. Dengan demikian, bio-slurry dapat menjadi pupuk kandang yang siap pakai. Bio-slurry dapat langsung digunakan untuk tanaman buah atau sayur yang ditanam tak jauh dari rumah dengan memakai ember.
- Bio-slurry segar yang dimanfaatkan bersama dengan saluran irigasi bermanfaat bagi sayur-sayuran, terutama umbi-umbian, padi, tebu, pohon buah-buahan, bibit tanaman, dll.
- Penyemprotan bio-slurry (tanpa atau dengan sedikit pestisida) dapat mengendalikan hama laba-laba merah dan wereng yang menyerang sayuran, gandum, atau kapas. Dampak yang ditimbulkan bio-slurry yang dicampur dengan 15-20% pestisida dalam pengendalian hama ternyata sama dengan pestisida murni.
- Aplikasi bio-slurry terhadap benih jawawut/jelai dapat mengendalikan barley yellow mosaic virus dengan sangat efektif. Virus ini menyebabkan salah satu penyakit yang paling parah pada tanaman jawawut.
- Bio-slurry kering berpotensi digunakan sebagai suplemen pakan sapi, babi, dan unggas.
- Bio-slurry telah sukses digunakan sebagai pakan ikan.
- Bio-slurry terbukti memberikan hasil yang lebih baik dalam budi daya jamur.