Penduduk desa Gapura, kecamatan Pujut, kabupaten Lombok Tengah merasakan berbagai keuntungan dengan pengembangan program BIRU (Biogas Rumah). Selain mendapatkan sumber energi murah untuk keperluan memasak, ternyata ada manfaat lainnya, yaitu lebih terjaganya kebersihan kandang ternak mereka.
Berfungsinya reaktor biogas berbahan kotoran ternak babi di kediaman Ketut Sunarka mengundang ketertarikan warga Desa Buahan Kaja. Reaktor biogas tersebut menjadi perbincangan menarik penduduk setempat. Kotoran ternak yang tadinya terbuang percuma kini bermanfaat.
Awalnya keluarga ini tidak tahu bahwa ampas biogas bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Ampas biogas yang menumpuk sampe meluber dari lubang penampung nya dibuang begitu saja dikebun kecil belakang rumahnya, lama kelamaan kebun kecil itu penuh dengan tumpukan ampas biogas, kemudian dibagian atasnya oleh pak wono diuruk dengan tanah dan ditanami sayur sawi, beberapa hari kemudian ternyata tanaman sawi tersebut tampak tumbuh subur sekali. Beliau berkata "Ketika itu juga saya sadar bahwa ternyata ampas biogas bisa digunakan sebagai pupuk tanaman".
\'Suami saya sekarang jadi manja, waktu masih pakai kayu bakar saya biasa selesai masak� sarapan jam 10 pagi. Sejak pakai biogas masak jadi lebih cepat.� Jam 7 pagi suami saya sudah minta sarapan, lalu tiap pagi-sore dia selalu minta mandi air hangat.\' tutur Ibu Mualiyah, dari Kertajaya, Jawa Timur.
Gapura-Ikhsan-Pembangunan demplot biogas digester di desa Gapura, kecamatan Pujut, Lombok Tengah, telah memicu animo masyarakat yang sangat tinggi untuk membangun digester biogas sejenis.Sampai saat ini telah terdaftar kurang lebih 100 rumah tangga yang berminat membangun digester.
Kewalahan semakin membludaknya peminat biogas membuat 2 koperasi mitra BIRU di Jawa Timur yaitu KPSP Setia Kawan, Pasuruan dan Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung, Malang, memutuskan secepatnya menambah tukang agar bisa membangun lebih banyak biogas.
