“Mohon maaf tempatnya kotor,” ujar istri Suparjono dengan gugup ketika mengetahui saya menggulung celana panjang dan melangkah diantara kandang sapi dan kandang bebek. Merasa malu dengan halaman belakang miliknya dimana kotoran tujuh ekor sapi tertimbun diantara pohon kelapa dan pohon pisang. Ia mencoba menjauhkan kami dari tempat itu dengan menyajikan secangkir teh manis. Namun limbah ternak sapi itulah tepatnya, yaitu produk ampas biogas yang sudah terfermentasi, oleh Suparjono dikatakan sebagai ‘emas hitam’-nya.