Kisah Sukses

Kotoran Ternak Sapi: “Emas Hitam” yang Menjanjikan dari Indonesia

“Mohon maaf tempatnya kotor,” ujar istri Suparjono dengan gugup ketika mengetahui saya menggulung celana panjang dan melangkah diantara kandang sapi dan kandang bebek. Merasa malu dengan halaman belakang miliknya dimana kotoran tujuh ekor sapi tertimbun diantara pohon kelapa dan pohon pisang. Ia mencoba menjauhkan kami dari tempat itu dengan menyajikan secangkir teh manis. Namun limbah ternak sapi itulah tepatnya, yaitu produk ampas biogas yang sudah terfermentasi, oleh Suparjono dikatakan sebagai ‘emas hitam’-nya.

Dari Limbah Menjadi Harta Karun: Bagaimana Limbah Industri Tempe Menjadi Sumber Bahan Bakar bagi Indonesia

Warung ini tampak seperti kebanyakan warung-warung lain di Indonesia. Rentengan kopi dan susu kental manis dalam sachet tergantung di atas makanan gorengan di atas meja. Namun, warung yang terletak di Desa Karasgede, Jawa Tengah ini menggunakan biogas sebagai bentuk energi terbarukan untuk menunjang aktivitas keseharian, seperti misalnya memanaskan minuman teh, memasak nasi, dan penerangan lampu.

Membangun Desa dengan Energi Ramah Lingkungan

“Impian saya sudah tercapai 80%”, ucap Suwaji tanpa bisa menutupi binar kegembiraan di matanya. Pria yang kesehariannya gemarmemakai celana pendek ini sudah menjadi Manajer Koperasi Usaha Bersama (KUB) Sami Mandiri sejak berdiri hingga sekarang. Suwaji adalah perintis, pendiri, dan sekaligus pelaksana koperasi ini. Anggota koperasi telah mencapai 600 orang yang tersebar di Kecamatan Kasembon, 350 diantaranya adalah peternak sapi perah dengan kemampuan memproduksi susu sekitar 7,5 ton per hari. Persediaan pakan ternak juga aman selama 2 bulan yang nilainya setara dengan 1,2 milyar rupiah.

‹‹ Prev  Next ››