
Denpasar: SEKITAR 365 rumah tangga di Bali memanfaatkan biogas dan pupuk organik hasil olahan limbah ternak melalui program pengembangan biogas rumah (BIRU).
"Dengan demikian mereka mampu melakukan pengolahan limbah secara
tepat, sekaligus secara mandiri dapat memenuhi kebutuhan akan energi
untuk kepentingan memasak dan penerangan," kata Koordinator pengembangan
BIRU Bali, I Gede Suarja di Denpasar, Kamis (13/12).
Ia
mengatakan, ratusan rumah tangga di Bali yang telah menikmati kemudahan
dari bio gas dalam program BIRU itu tersebar pada sembilan kecamatan di
sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata.
Seorang petani dan
peternak dari Abang Batu Dinding, Kintamani, kabupaten Bangli, Nyoman
Kolem (45) misalnya belum genap setahun memiliki biogas model 'fixed
dome' yang dikembangkan oleh Program BIRU.
"Saya senang karena
anak dan istri sekarang tidak terganggu asap lagi, pada saat memasak di
dapur. Dapur saya pun jadi lebih bersih dan sehat, noda hitam asam dan
tumpukan kayu bakar tidak separah dulu lagi," tutur Nengah Lastrini,
istri dari Nyoman Kolem.
Nyoman Kolem menuturkan, sejak delapan
bulan lalu membawa ampas biogas yang sudah dikeringkan ke kebun pepaya
dan kebun kopi produksinya menjadi meningkat serta mampu menghemat
pembelian pupuk dan ongkos angkut pupuk ke kebun.
I Gede Suarja
menambahkan, program BIRU merupakan kerja sama antara Pemerintah
Indonesia dan Belanda sejak Mei 2009. Program BIRU diimplementasikan
oleh Hivos, sebuah lembaga kemanusiaan untuk kerja sama pembangunan yang
berbasis di Belanda, bermitra dengan Kementerian ESDM RI melalui
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
(DJEBTKE).
Melalui program BIRU, Hivos memberikan subsidi senilai
Rp 2 juta per reaktor berupa peralatan dan pendampingan, bukan berupa
uang tunai.
BIRU dalam pelaksanaan programnya bermitra dengan
sejumlah organisasi lokal seperti LSM, koperasi, maupun pihak swasta
lainnya yang berperan sebagai mitra pembangun. I Gede Suarja
menjelaskan, di Bali program tersebut menggandeng enam mitra pembangun
terdiri atas Yayasan BOA, Yayasan Manikaya Kauci, Yayasa IDEP, Yayasan
Sunari, CV Mitra Usaha Mandiri, dan kelompok tukang Masons Group Abadi
yang berbasis di Klungkung.
"BIRU juga sedang menjajagi kemitraan
dengan lembaga keuangan mikro untuk penyediaan kredit berbunga rendah
bagi masyarakat calon pengguna BIRU yang memiliki keterbatasan dalam
berswadaya," ujar I Gede Suarja. [ant]
Source: indonesiarayanews.com