Panen Odot Melimpah, Usaha yang Berkembang Berkat Bio-slurry

Siapa sangka bahwa membangun biogas memberikan berkah yang melimpah untuk usaha. Itulah yang dirasakan oleh Agus Purnomo selaku salah satu pengguna biogas yang berprofesi sebagai peternak sapi perah dari Dusun Ringinagung, Desa Medowo, Kec. Kandangan, Kab. Kediri. Agus memanfaatkan bio-slurry dalam menanam rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott), di lahan seluas ± 4 Ha.

Berawal dari saudara Agus, Wanto yang tertarik untuk membangun biogas sehingga akhirnya dilaksanakan. Agus pun melihat bio-slurry atau ampas biogas yang bisa dimanfaatkan oleh beliau terlebih untuk tanaman odotnya. Bio-slurry dikenal dengan pupuk alami yang dapat membuat tanaman lebih lebat, berkualitas, dan sekaligus menjadi pembenah lahan. Selain mendapatkan bio-slurry dari unit biogas yang dimiliki saudaranya, Agus juga memanfaatkan bio-slurry dari user lainnya di wilayah tersebut, Benua.

Untuk memupuk lahan seluas 1 Ha, Agus membutuhkan bio-slurry kering sebanyak ± 30-35 ton. Pemberian pupuk dilakukan 1 kali sebelum tanam odot kemudian diberikan lagi setelah 2-3 tahun. Untuk pupuk bio-slurry, selain diperoleh dari 2 unit digester yang ada Agus juga membeli dari para pengguna biogas anggota KUD Kertajaya. 1 karung bio-slurry padat dengan berat 30-40 kg dibeli Agus seharga Rp 5.000/karung.

Agus bermitra dengan KUD Kertajaya dengan sistem kontrak sehingga semua odot yang dipanen akan dibeli oleh KUD Kertajaya sesuai harga pasar antara Rp 250 – Rp 400/kg. Hal ini demi mencukupi kebutuhan pakan hijauan/rumput untuk anggota KUD Kertajaya. Subsidi sebesar Rp 50/kg diberikan KUD Kertajaya ke peternak pada saat harga odot mencapai titik tertinggi yaitu Rp 450/kg sehingga harga jual ke peternak Rp 400/kg. Subsidi Rp 50/kg juga diberikan KUD Kertajaya ke petani yang menanam odot jika harga mencapai titik terendah yaitu Rp 250/kg sehingga harga jual menjadi Rp 300/kg. Gerai rumput KUD Kertajaya dididirikan pada pertengahan tahun 2016.

Di musim hujan 1 Ha lahan dapat menghasilkan 70 ton odot dengan masa tanam 50-60 hari. Saat kemarau hasil panen odot sekitar 50 ton. Dalam 1 hari di musim hujan penjualan rumput odot di gerai KUD Kertajaya mencapai 2,5 ton odot. Di musim kemarau bisa mencapai 6 ton.

Biaya tanam pertama + bibit + tenaga untuk lahan seluas 1 Ha ± Rp 30.000.000. Pembelian bibit cukup 1 kali karena setelah dipanen tidak perlu dibibit lagi. 1 Ha membutuhkan 15.000 batang dengan harga Rp 50.000/300 batang. Untuk bibit membutuhkan biaya ± Rp 2.500.000/Ha.  Dari rimpang/rizhoma (batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah, dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya), odot akan tumbuh kembali dan hal ini bisa berlangsung hingga 4-5 tahun. Biaya tebang angkut Rp 150.000/ton, untuk 50 ton odot membutuhkan biaya Rp 7.500.000/panen. Hasil penjualan odot 1 Ha seberat ± 50 ton dengan harga Rp 325/kg menghasilkan Rp 16.250.000. Dengan tambahan bio-slurry untuk pupuk ada peningkatan hasil panen odot sebesar 20%.  Per luas 1 m2 bisa menghasilkan odot sebanyak 5 kg.

Analisa sederhana usaha rumput odot Pak Agus dengan luasan lahan 1 Ha selama 1 tahun dengan  4x panen:

No Keterangan Biaya produksi pertama kali Biaya produksi per 1x panen Biaya produksi tahun pertama (4x panen) Biaya produksi tahun ke 2-4 (4x panen)
1 Biaya tanam pertama + bibit + tenaga untuk lahan seluas 1 Ha Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
2 Biaya tebang angkut per panen 1 Ha Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
3 Biaya pembelian pupuk Urea Rp 360.000 Rp 360.000 Rp 1.440.000 Rp 1.440.000
  Jumlah total Rp 37.860.000 Rp 7.860.000 Rp 61.440.000 Rp 31.440.000
No Keterangan Hasil penjualan odot per sekali panen 1Ha Hasil penjualan odot 1 tahun 1Ha (4x panen) Laba bersih tahun pertama (1Ha) Laba bersih tahun ke-2-3 (1Ha)
1 Hasil panen 1 Ha per musim tanam 50.000 kg dengan harga Rp 325/kg Rp 16.250.000 Rp 65.000.000 Rp 65.000.000 – Rp 61.440.000 Rp 65.000.000 – Rp 31.440.000
  Jumlah total Rp 16.250.000 Rp 65.000.000 Rp 3.560.000 Rp 33.560.000

Pak Agus memiliki lahan odot seluas 4 Ha sehingga jumlah total keuntungan bersih di tahun pertama mencapai Rp 14.240.000. Keuntungan sebesar Rp 33.560.000/Ha baru diperoleh Pak Agus pada tahun ke 2-3 karena sudah tidak memerlukan biaya untuk tanam pertama, bibit dan tenaga.  Total keuntungan Pak Agus mencapai Rp 134.240.000 per tahun dari usaha rumput odot. Di tahun ke-4 terjadi penurunan hasil panen odot dengan jumlah antara 30-40 ton/Ha. Tahun ke-5 dilakukan pembongkaran dan penanaman kembali odot.

1 April 2021