Berani Memulai dengan Bio-slurry, Hasil Panen Memuaskan

Berani memulai, mungkin ini kata-kata yang sesuai untuk menggambarkan Bapak Rohmat yang tinggal di Desa Wonosari, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Sehari-harinya beliau bekerja sebagai petani dan peternak dari 3 ekor sapi dikandangkan di belakang rumahnya. Beliau juga memiliki instalasi Biogas Rumah (BIRU) ukuran 4 meter kubik yang diperoleh dari hasil kerja sama pembiayaan bersama antara pemerintah provinsi melalui Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan, Hivo/Rumah Energi, dan biaya swadaya dari Bapak Rohmat sendiri.

Dari total 45 rumah tangga pengguna biogas di Kecamatan Sukamaju, hanya Bapak Rohmat yang memanfaatkan bio-slurry atau ampas biogas sebagai pupuk organik untuk lahan pertaniannya. Beliau mengaplikasikan bio-slurry pada tanaman sayuran, seperti sawi dan kangkung ditanam di lahan samping rumahnya. Selain itu, beliau juga menggunakan bio-slurry untuk memupuk tanaman jagungnya di lahan persawahannya.

Setiap hari beliau membawa bio-slurry ke sawah sebanyak kurang lebih 40 liter yang ditampung di dalam jeriken dengan sepeda motornya. Hasil panen yang lebih memuaskan sejak menggunakan bio-slurry semakin memberinya motivasi. Menurut beliau, bio-slurry memberikan dampak yang positif untuk tanamannya, misalnya daun sawi dan kangkung menjadi lebih lebar, warna daunnya lebih hijau, batangnya lebih besar, dan kondisi tanah menjadi lebih bagus.

Pada tanaman jagung yang berjumlah 1.000 pohon juga memperlihatkan pertumbuhan yang lebih baik sejak menggunakan bio-slurry, yaitu warna daun dan batang yang hijau walaupun masa panen tinggal seminggu. Setelah menggunakan bio-slurry, beliau mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen. Tentunya hal ini membantu beliau untuk menghemat pengeluaran untuk pembelian pupuk. Selain bisa berhemat, kualitas hasil pertaniannya pun juga meningkat. (Sitti Fharidha Razak)

27 Maret 2018